Betara Indra
adalah putra Hyang Guru. Dewa ini terhitung berkuasa di sebagian
Jonggringsalaka, tempat tinggal Betara Guru yang disebut juga Kaendran.
Waktu Dewa ini dilahirkan, demikian besar pengaruhnya, hingga bumi
bergetar, angin meniup sangat kencang dan air laut menghempas sampai
meluap kedarat. Kekuasaan Hyang Indra ialah memerintah segala Dewa atas
titah Betara Guru. Maka Betara Indra pun bertanggung jawab mengenai
segala sesuatu di tempat kediaman para Dewa. Ia menguasai semua bidadari
di Sorga. Berkuasa menentukan hadiah-hadiah yang akan dianugerahkan
kepada manusia. Karena kekuasaannya yang begitu besar, maka Betara Indra
selalu menerima hal-hal yang diajukan oleh insan manusia kepada Dewa.
Indra berputra dua orang putri:
- Dewi Tari yang dianugerahkan kepada Raden Sugriwa, seorang ksatria kera, dan
- Dewi Tari yang dianugerahkan kepada Prabu Dasamuka, Raja Raksasa di Alengka. Betara Indra bermata kedondongan (serupa buah kedondong), berhidung mancung, berbibir rapat. Bermahkota, sebagai tanda, bahwa ia adalah seorang Dewa Raja. Berkain rapekan pendeta, berbaju, dan bersepatu. Bergelang, berpontoh, dan berkeroncong.
Dalam
ajaran agama Hindu, Indra adalah dewa cuaca dan raja kahyangan. Oleh
orang-orang bijaksana, ia diberi gelar dewa petir, dewa hujan, dewa
perang, raja surga, pemimpin para dewa, dan banyak lagi sebutan untuknya
sesuai dengan karakter yang dimilikinya. Menurut mitologi Hindu, Beliau
adalah dewa yang memimpin delapan Wasu, yaitu delapan dewa yang
menguasai aspek-aspek alam. Dewa
Indra terkenal di kalangan umat Hindu dan sering disebut dalam susastra
Hindu, seperti kitab-kitab Purana (mitologi) dan Itihasa (wiracarita).
Dalam kitab-kitab tersebut posisinya lebih menonjol sebagai raja
kahyangan dan memimpin para dewa menghadapi kaum raksasa. Indra juga
disebut dewa perang, karena Beliau dikenal sebagai dewa yang menaklukkan
tiga benteng musuhnya (Tripuramtaka). Ia memiliki senjata yang disebut
Bajra, yang diciptakan oleh Wiswakarma, dengan bahan tulang Resi Dadici.
Kendaraan Beliau adalah seekor gajah putih yang bernama Airawata. Istri
Beliau Dewi Saci. Dewa Indra muncul dalam kitab Mahabarata. Ia menjemput Yudistirabersama seekor anjing, yang mencapai puncak gunung Mahameru untuk mencari Swargaloka. Kadangkala
peran dewa Indra disamakan dengan Zeus dalam mitologi Yunani, dewa
petir sekaligus raja para dewa. Dalam agama Buddha, beliau disamakan
dengan Sakra.
Nama lain
Batara Indra dalam pewayangan
Batara
Indra memiliki nama lain sesuai dengan karakter dan berbagai
pengalamannya. Nama lain tersebut juga mengandung suatu pujian.
Nama lain Dewa Indra yakni:
- Sakra (yang berkuasa)
- Swargapati (raja surga)
- Diwapati (raja para Dewa)
- Meghawahana (yang mengendarai awan)
- Wasawa (pemimpin para Wasu)
Dalam Weda
Indra
adalah dewa pemimpin dalam Regweda (disamping Agni). Ia senang meminum
Soma, dan mitos yang penting dalam Weda adalah kisah kepahlawanannya
dalam menaklukkan Wretra, membebaskan sungai-sungai, dan menghancurkan
Bala, sebuah pagar batu dimana Panis memenjarakan sapi-sapi dan Usas
(dewa fajar). Ia adalah dewa perang, yang telah menghancurkan benteng
milik Dasyu, dan dipuja oleh kedua belah pihak dalam Pertempuran Sepuluh
Raja. Regweda sering menyebutnya Sakra:
yang perkasa. Saat zaman Weda, para dewa dianggap berjumlah 33 dan
Indra adalah pemimpinnya (secara ringkas Brihadaranyaka Upanishad
menjabarkan bahwa para
Tidak ada komentar:
Posting Komentar